Gambar disebelah adalah suasana danau Sunter ketika malam hari. Cukup indah kelihatannya apalagi jika kita mencoba meluangkan waktu sebentar untuk istirahat di sisi danau yang banyak ditumbuhi pepohonan akan terasa segar dan sejuk menyentuh kulit. Ini seakan-akan menghilangkan kesan Jakarta sebagai kota yang tingkat polusi udaranya cukup tinggi.
Seingat saya dulu danau Sunter masih belum banyak dimanfaatkan karena asalnya adalah waduk buatan yang lama kelamaan menjadi hijau dan terawat serta berpotensi sebagai obyek pariwisata. Sekarang sudah bermunculan arena olahraga air yaitu ski air, kolam-kolam pemancingan ikan, restauran sampai penjual makanan minuman bahkan di sebelah barat terdapat wahana rekreasi kecil untuk keluarga yang menyediakan perahu bebek dengan sewa yang murah yaitu Rp 10.000 untuk sekali mengarungi danau Sunter.
Semasa SMA melewati danau Sunter merupakan jalan tercepat menuju sekolah saya yang terletak di Sunter Hijau. Melewati yang saya maksud bukanlah dengan memakai perahu atau terbang kayak David Copperfield ..... hi hi hi tapi ya berjalan kaki diatas tanah yang memisahkan danau Sunter menjadi dua bagian. Itupun kalo musim hujan jalan potong kompas tersebut tidak laik lagi digunakan. Ya itu dia jalannya berubah jadi kubangan lumpur yang hanya bisa dilalui truk dan kendaraan besar lainnya.
Begitulah sekelumit kisah danau Sunter yang terletak di Jakarta yang terus berevolusi mengikuti perkembangan jaman. Semoga kita bisa terus menjaga dan melestarikan karya Sang Pencipta ini agar tetap bisa di nikmati anak cucu dan bukanlah menjadi sekedar dongeng yang berjudul Danau Sunter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar